Sabtu, 04 Agustus 2018

Tugas Dongeng Agama Islam Kelas X SMAN 1 Genteng 2015/2016


Nama   : Dini Nur Azizah
No.      : 12
Kelas   : X MIA 6

Si Kikir & Dermawan

            Tersebutlah seorang yang kaya, tapi sangat kikir. Di belakang rumahnya terdapat beberapa pohon kurma yang tumbuh subur, dan buahnya lebat. Begitu lebatnya hingga rimbun buahnya sampai menjuntai ke halaman rumah sebelahnya, rumah tetangga.
            Tetangga yang berada di sebelahnya adalah sebuah keluarga miskin, banyak anak lagi. Mereka hanya bisa menggigit jari bila melihat buah kurma yag nampak masak di pohon.
            Setiap memetik buah kurma pemiliknya lewat pagar tetangga miskin itu. Namun orang kaya kikir itu tak pernah memberi sebuahpun kepada tetangganya itu. Bahkan bila ada buah yang jatuh dan diambil oleh anak orang miskin itu, pemilik kurma itu memintanya kembali dengan cara yang kasar.
            Dan yang lebih celaka lagi, karena kikirnya orang itu, buah kurma yang sudah terlanjur di dalam mulut si anak dimintanya kembali.
            “Ini buah kurmaku, kau tak berhak memakannya!” katanya sengit.
            Melihat perilaku orang kaya pemilik kurma itu, orang miskin itu mengadu ke Rasulullah. Mendengarnya Rasulullah berjanji akan menemui orang kaya itu.
            “Berikan buah kurmamu yang tangkai buahnya menjuntai ke tanah tetanggamu itu, meskipun pohonnya tumbuh di atas tanahmu. Sebagai gantinya kau akan memperolehnya di surga nanti,” kata Rasulullah kepada orang kaya itu, ketika ditemui di rumahnya.
            “Hai Muhammad. Cuma itu tawaranmu,” sahut orang kaya itu dengan sinis.
            Karena sifat kikirnya orang itu, Rasulullah menawarkan surga sebagai pengganti buah kurma itu ditolaknya. Dengan mencibirkan bibirnya, orang itu pergi meninggalkan nabi.
            Akhirnya, tentang pembicaraan Rasulullah dengan pemilik pohon kurma itu didengar oleh seorang kaya yang dermawan. Bergegas orang itu menghadap Rasulullah.
            “Apakah tawaran itu juga berlaku untukku, jika pohon kurma itu nanti menjadi milikku ?” tanyanya kepada Rasulullah.
            “Ya,” jawab Rasulullah.
            Mendengar jawaban Rasulullah, orang itu segera pergi menemui pemilik pohon kurma.
            “Tahukah kamu bahwa Rasulullah menjanjikan pengganti di surga nanti untuk beberapa buah kurmamu,” katanya.
            “Ya, aku tahu. Tapi, rasanya aku lebih sayang dengan buah kurmaku itu,” ujar orang kikir itu acuh tak acuh.
            “Pohon kurmamu itu memang subur dan berbuah lebat. Aku sangat menyukainya. Sayang pohon kurmaku sebanyak yang ada itu tak seperti milikmu ini. Apakah kau mau menjualnya padaku ?” tawar orang dermawan itu.
            “Boleh saja ! Tapi harus memenuhi syarat yang kuajukan. Dan kukira tak seorangpun akan sanggup memenuhinya.”
            “Harganya kau menginginkan berapa ?”
            “Sebatang pohon kurmaku itu, aku minta ditukar dengan 40 batang pohon kurma.”
            “Ah, kau ini memang keterlaluan !” sergah orang dermawan itu. “Kau meminta yang bukan ukuran. Tapi, biarlah kupenuhi permintaanmu. Sebatang pohon kurmamu kutukar dengan 40 pohon kurma milikku. Namun, begitu juga aku mengajukan syarat padamu. Kuminta kau nanti menjadi saksi kepada Rasulullah, bahwa kau benar-benar telah menukar pohon kurmamu dengan milikku.”
            Si kikir itu menyanggupinya. Setelah selesai tukar-menukar pohon kurma, lelaki dermawan itu datang mengahadap Rasulullah dengan mengajak si kikir itu.
            “Rasulullah, pohon kurma itu sekarang telah menjadi milikku. Kini kuserahkan kepadamu,” katanya.
            Nabi tersenyum mendengar hal itu. Beliau kemudian mengajak lelaki dermawan itu untuk menemui keluarga miskin yang pernah mengadu beberapa waktu lalu.
            “Sekarang pohon kurma ini menjadi milikmu, peliharalah untukmu dan keluargamu,” kata Rasulullah.
            Betapa gembira sekeluarga miskin itu mendengarnya. Mereka mengucap syukur Alhamdulillah dan sangat berterima kasih kepada Nabi dan juga kepada orang yang sangat dermawan itu atas kebaikan hatinya.
            Sebagaimana disebutkan dalam surah Al-Lail yang menceritakan antara perbedaan kedudukan orang kikir dan dermawan, juga balasannya. Allah akan mengganti apa yang diberikan oleh seseorang dengan barang yang serupa berlipat ganda di akhirat nanti. Sayang lelaki kikir itu tak mau mengerti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Laporan Kunjungan Situs Sangiran

“Laporan Kunjungan Situs Sangiran” 12. Dini Nur Azizah Kelas XI MIPA 4 SMA Negeri 1 Genteng Tahun Ajaran 2016/2017 ...