Sabtu, 04 Agustus 2018

Tugas Karya Ilmiah Kelas IX SMPN 1 Genteng 2014/2015


 Mengganti Jajanan
dengan Membawa Bekal

  
     

       Disusun Untuk :
“Memenuhi Salah Satu Tugas Bahasa Indonesia”
Oleh :
Dini Nur Azizah
07/IX F

SMP Negeri 1 Genteng
Jl. Bromo No. 49 Genteng
2014/2015





Karya Tulis Ilmiah Ini Disetujui
Oleh :

  Pembimbing I,                                    Pembimbing II,
  Wali Kelas IX F                               Guru Bahasa Indonesia
     SMP Negeri 1 Genteng                         SMP Negeri 1 Genteng


       Drs. Joko Purnomo                              Diani Carolina S.Pd.
NIP :         19610105.198201.1.009               NIP : 19580527.198003.2.007

Mengetahui,
Kepala SMP Negeri 1 Genteng


Hartono M.Pd.
NIP : 19670814.199103.1.008





KATA PENGANTAR

          Puji syukur saya sampaikan kepada Allah SWT yang masih memberikan saya waktu & kesempatan, sehingga saya dapat menyelesaikan karya ilmiah ini.

Karya ilmiah, merupakan salah satu Tugas Bahasa Indonesia kelas IX semester 2 SMP Negeri 1 Genteng. Saya memilih topik “Membawa Bekal ke Sekolah”. Mengapa ? Karena, selain dekat dengan kehidupan pribadi saya sebagai pelajar, juga bermanfaat untuk diteliti, untuk menghilangkan anggapan buruk bahwa siswa SMP yang membawa bekal ke sekolah itu anak manja. Seperti siswa SD. Pendapat itu jelaslah salah. Maka dari itu, saya ingin meluruskannya kembali.

          Ucapan terima kasih tak lupa saya sampaikan kepada semua pihak yang telah ikut membantu. Terutama Ibu Diani Carolina selaku guru Bahasa Indonesia kelas IX F SMP Negeri 1 Genteng. Sehingga, karya ilmiah ini dapat terselesaikan.

          Semoga, dengan hadirnya karya ilmiah ini, dapat mengetuk hati para pembaca untuk menghilangkan pendapat buruknya mengenai membawa bekal ke sekolah dan membudidayakan kembali membawa bekal ke sekolah.

          Ada pepatah mengatakan : “Tiada Gading yang Tak Retak”. Pepatah ini memberikan maksud bahwa, tiada sesuatu yang sempurna di dunia ini. Begitu pula dengan karya ilmiah ini. Maka dari itu, saya sangat mengharapkan berbagai macam masukan, saran, dan kritik yang membangun dari berbagai pihak, dan akan saya terima dengan senang hati, demi perbaikan dan kesempurnaan karya ilmiah ini.

Banyuwangi, 5 Maret 2015




Penulis
Dini Nur Azizah
 



DAFTAR ISI

A. Pembuka
Lembar Pengesahan…………………….……………………...............................…..……...iii
Kata Pengantar……….………………………….…………………………….………………………...iv
Daftar Isi…………………………………………………..……….……………………………….…….…v
B. Inti
Bab I : Pendahuluan………………………...………......…………………………………………….1
A. Latar Belakang….............……....…………………………………………………………..1
B. Tujuan…………….....………….......………………………..……………………………...…1
C. Pembatasan Masalah.......…….........……………...…………………………………….1
  Bab II : Analisis & Pembahasan….............…………………………..……………………….2
Bab III : Kesimpulan & Saran………….....………………..…………………………………….4
A. Kesimpulan……....……......…………………………………………………………..………4
B. Saran……………....…………………......……………………………………………………..4
C. Penutup
Daftar Pustaka…………………………………....……………………………………………………….5
Lampiran…………………………………………....……………………………………………………….6




BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Membawa bekal adalah kebiasaan yang umum di kalangan pelajar. Hal itu disebabkan karena pelajar tak kalah sibuknya dengan pegawai kantoran. Dari pagi sampai siang mereka harus sekolah dan sorenya dilanjutkan dengan berbagai kursus. Bagi pelajar yang tidak bisa bolak-balik ke rumah, membawa bekal adalah solusi yang tepat dan hemat sehingga mereka tidak perlu menghabiskan uang jajan.
Namun, hal ini berbeda dengan siswa-siswi SMP Negeri 1 Genteng. Ada pandangan bahwa membawa bekal adalah kebiasaan manja. Siswa-siswi yang membawa bekal adalah anak mama yang harus selalu disediakan segala barang yang dibutuhkannya. Ada juga pandangan bahwa membawa bekal adalah kebiasaan kuno. Sudah ada kantin, banyak fast food, kenapa harus membawa bekal.
Pandangan-pandangan tersebut jelaslah salah. Namun, banyak siswa yang termakan pandangan itu. Akibatnya mereka tidak mau membawa bekal karena takut ditertawakan teman-temannya. Padahal dengan membawa bekal, seorang pelajar telah menghemat waktu dan uang karena tidak perlu repot-repot mencari tempat yang menjual makanan.

B. Tujuan

1.    Memenuhi salah satu tugas Bahasa Indonesia
2.    Menemukan solusi yang tepat bagi siswa yang tidak membawa bekal
3.    Menghapuskan pandangan buruk tentang membawa bekal

C. Pembatasan Masalah
1.    Apakah semua siswa SMP Negeri 1 Genteng biasa membawa bekal ?
2.    Mengapa mereka memilih untuk tidak  membawa bekal ?
3.    Apa solusi untuk siswa yang tidak membawa bekal
    BAB II
ANALISIS & PEMBAHASAN

Dengan membawa bekal dari rumah, siswa-siswa SMP Negeri 1 Genteng telah berhasil menyisipkan uang sakunya di hari itu, dimana seharusnya ia membelikannya dengan makanan yang tersedia di kafetaria SMP Negeri 1 Genteng. Itu, masih dari segi ekonomi.
Sedangkan dalam segi kesehatan, Higienis atau tidaknya suatu makanan tentu hanya diketahui oleh si pembuat. Dari sini, kita belum tahu higienis kah makanan di kafetaria sekolah. Maka dari itu, lebih baik membawa bekal.
Sebenarnya, apakah bekal itu ? Bekal adalah sesuatu yg disediakan (seperti makanan) untuk digunakan di perjalanan. Jenis Bekal yang biasanya dibawa oleh siswa-siswa SMP Negeri 1 Genteng berupa nasi dan lauk lengkap, roti ataupun  makanan ringan lain yang merupakan buatan rumah.
Lalu, apakah tujuan kita membawa bekal ? Tujuan kita membawa bekal tidak lain adalah mengganti isi perut kita yang awalnya berisi jajanan sekolah yang tidak sehat dengan bekal rumah yang sehat. Mengapa harus diganti ? Karena, jajanan sekolah itu berbahaya.
Bahaya utama dari jajanan anak usia sekolah berasal dari pencemaran fisik, mikrobiologi, dan kimia, seperti pewarna tekstil. Jenis jajanan berbahaya ini meliputi makanan utama, makanan ringan, dan minuman. Mengonsumsi makanan tak sehat tak hanya membuat si anak mudah terjangkit penyakit, tetapi juga menggangu kebutuhan asupan nutrisinya. Ketika nutrisi anak tak terpenuhi, maka perkembangan otaknyapun terganggu. Khususnya di usia perkembangan, yakni dari usia 3 hingga 18 tahun.
Setiap anak membutuhkan komposisi gizi seimbang, yakni karbohidrat (45-65 persen), protein (10-25 persen), lemak (30 persen), dan berbagai vitamin. Agar gizi si anak bisa terpenuhi dengan baik, diperlukan kepedulian dan bantuan dari orangtua atau wali yang bertanggung jawab terhadap si anak. Diperlukan sebuah perencanaan makan yang cerdas agar tercipta pola makan yang sehat, terkontrol, dan menyenangkan. Ia juga menyarankan agar para orangtua bisa memastikan 3J dalam menu si anak, yakni jumlah kalori sesuai kebutuhan (sesuaikan dengan berat tubuh, tinggi, dan kebutuhannya), jadwal makan yang teratur (sarapan, makan siang dan makan malam, serta makanan selingannya), juga jenis makanan dengan komposisi karbohidrat, protein, dan lemak seimbang, di samping nutrien spesifik yang terpenuhi.
Makanan bekal harus sesuai dengan jadwal makanan siswa dan kebutuhan gizinya.  Jika lama siswa di sekolah lebih dari 5 jam,berarti siswa ada dua kali jeda istirahat. Dari bisa dilihat jenis makanan yang harus di siapkan.  Jika ada dua kali istirahat, sebaiknya disiapkan dua jenis bekal. Pada istirahat pertama cukup di berikan makanan ringan atau snackSnack sebaiknya dibuat dari bahan yang mengandung unsur gizi lengkap, seperti karbohidrat, protein, vitamin dan mineral. Contoh menunya adalah mini pizza, pastel isi telur atau kroket daging.
Pada istirahat kedua, bekali siswa dengan makanan yang cukup mengenyangkan karena biasanya sudah waktunya makan siang. Contoh menunya adalah spaghetti dengan topping daging atau ikan dan sayuran, nasi goreng lengkap, macaroni schotel, mie goreng ayam dan sayuran atau sandwich yang berisi daging dan sayuran.  Selain semua zat gizi terpenuhi, sarat makanan bekal juga harus praktis dan mudah dalam menyediakannya. Mengingat pagi hari merupakan waktu yang pendek karena orang tua juga harus pergi bekerja.
Makanan bekal juga harus mengenyangkan.  Rasa kenyang bisa dipenuhi dari unsur karbohidrat seperti nasi, kentang, roti, pasta atau mie. jangan lupa membekali siswa buah dan minuman, baik berupa air putih, susu atau jus.  Ini penting agar semua kebutuhan nutrisi siswa terpenuhi. Sehingga, perkembangan otak stabil, dan siswapun mampu berprestasi.






BAB III
KESIMPULAN & SARAN
A. Kesimpulan
Kecenderungan siswa-siswi SMP Negeri 1 Genteng tidak membawa bekal ke sekolah disebabkan oleh berbagai faktor yang tidak mendukung dan menjadi suatu hal yang kuno bagi siswa-siswi. Selain itu, ketidaksadaran yang timbul dari dalam diri sendiri juga menjadi faktor pendukung internal yang amat berpengaruh.
Membawa bekal ke sekolah sebenarnya tidak membawa dampak yang buruk sedikitpun. Malahan menjadi suatu kegiatan yang amat menguntungkan bagi siswa-siswi itu sendiri. Namun, membawa bekal ke sekolah menjadi suatu kelangkaan bagi siswa-siswi SMP Negeri 1 Genteng. Seperti yang saya teliti, dari ± 240 siswa kelas IX saja, hanya 1 % yang membawa bekal ke sekolah. Malahan, sekarang menjadi 0 %.

B. Saran

Sebenarnya, tidak semua jajanan sekolah mengandung zat kimia. Namun, alangkah baiknya sedia payung sebelum hujan. Sebaiknya, siswa-siswi SMP Negeri 1 Genteng membawa sendiri bekal dari rumah ke sekolah. Karena selain kehigienisan makanan yang dimakan menjadi sangat terjamin, siswa-siswi yang membawa bekal juga dapat menghemat uang jajannya. Dengan begitu, kita semua bisa menjadi sehat & semakin berprestasi.







DAFTAR PUSTAKA

MacKinnon, K. 1986. Healthy Meal.  Jakarta:Gramedia.
Pudjoarinto , A. 1993. Makanan sehat dan gizi seimbang. Jakarta:Depkes.

Websites dan Sumber lain :


  

LAMPIRAN

Berikut ini tabel kandungan zat kimia dalam jajanan sekolah, seperti snack :

No.
Zat Kimia
Fungsi
Akibat
1.
Rhodamin B
Pewarna sintetis pakaian
Gangguan fungsi hati
2.
Menthanil Yellow
Pewarna tekstil & cat
Kanker & hiperaktif
3.
Sakarin
Pemanis sintetis
Kanker kandung kemih
4.
Nhitrosamin
Aroma khas sosis
Kanker
5.
Monosodium Glutamat
Penyedap sintetis
Kanker & gagal ginjal
6.
Boraks
Pengawet pestisida
Merusak fungsi otak
7.
Bisphanol A
Pengawet plastik
Kanker payudara
8.
Siklamat
Pemanis sintetis
Leukimia
9.
Formalin
Pengawet makanan
Merusak sistem saraf
10.
Tartrazin
Pewarna sintetis
Tumor ginjal
11.
Quinoline
Pengawet plastik
Alergi
12.
Amaranth
Pewarna sintetis
Keracunan & kanker

Berikut ini beberapa gambar jajanan sekolah yang mengandung zat kimia :
Biasanya mengandung MSG
( Monosodium Glutamat )                Biasanya mengandung     Biasanya mengandung
                                                    Nhitrosamin & MSG         Tartrazin & Sakarin
Berikut ini beberapa gambar bekal cantik, higienis, dan sehat :
 


   
 




 
       

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Laporan Kunjungan Situs Sangiran

“Laporan Kunjungan Situs Sangiran” 12. Dini Nur Azizah Kelas XI MIPA 4 SMA Negeri 1 Genteng Tahun Ajaran 2016/2017 ...