Mengganti Jajanan
dengan
Membawa Bekal
Disusun
Untuk :
“Memenuhi Salah Satu Tugas Bahasa Indonesia”
Oleh :
Dini Nur Azizah
07/IX F
SMP Negeri 1 Genteng
Jl. Bromo No. 49 Genteng
2014/2015
Karya
Tulis Ilmiah Ini Disetujui
Oleh
:
Pembimbing I, Pembimbing II,
Wali Kelas IX F Guru Bahasa Indonesia
SMP Negeri 1 Genteng SMP Negeri 1 Genteng
Drs. Joko Purnomo Diani
Carolina S.Pd.
NIP : 19610105.198201.1.009 NIP : 19580527.198003.2.007
Mengetahui,
Kepala
SMP Negeri 1 Genteng
Hartono
M.Pd.
NIP
: 19670814.199103.1.008
KATA PENGANTAR
Puji
syukur saya sampaikan kepada Allah SWT yang masih memberikan saya waktu &
kesempatan, sehingga saya dapat menyelesaikan karya ilmiah ini.
Karya ilmiah, merupakan salah satu
Tugas Bahasa Indonesia kelas IX semester 2 SMP Negeri 1 Genteng. Saya memilih
topik “Membawa Bekal ke Sekolah”. Mengapa ? Karena, selain dekat dengan
kehidupan pribadi saya sebagai pelajar, juga bermanfaat untuk diteliti, untuk
menghilangkan anggapan buruk bahwa siswa SMP yang membawa bekal ke sekolah itu
anak manja. Seperti siswa SD. Pendapat itu jelaslah salah. Maka dari itu, saya
ingin meluruskannya kembali.
Ucapan
terima kasih tak lupa saya sampaikan kepada semua pihak yang telah ikut membantu.
Terutama Ibu Diani Carolina selaku guru Bahasa Indonesia kelas IX F SMP Negeri
1 Genteng. Sehingga, karya ilmiah ini dapat terselesaikan.
Semoga,
dengan hadirnya karya ilmiah ini, dapat mengetuk hati para pembaca untuk
menghilangkan pendapat buruknya mengenai membawa bekal ke sekolah dan
membudidayakan kembali membawa bekal ke sekolah.
Ada
pepatah mengatakan : “Tiada Gading yang Tak Retak”. Pepatah ini memberikan
maksud bahwa, tiada sesuatu yang sempurna di dunia ini. Begitu pula dengan
karya ilmiah ini. Maka dari itu, saya sangat mengharapkan berbagai macam
masukan, saran, dan kritik yang membangun dari berbagai pihak, dan akan saya
terima dengan senang hati, demi perbaikan dan kesempurnaan karya ilmiah ini.
Banyuwangi, 5 Maret 2015
Penulis
Dini Nur Azizah
DAFTAR ISI
A. Pembuka
Lembar Pengesahan…………………….……………………...............................…..……...iii
Kata Pengantar……….………………………….…………………………….………………………...iv
Daftar Isi…………………………………………………..……….……………………………….…….…v
B. Inti
Bab I : Pendahuluan………………………...………......…………………………………………….1
A. Latar Belakang….............……....…………………………………………………………..1
B. Tujuan…………….....………….......………………………..……………………………...…1
C. Pembatasan Masalah.......…….........……………...…………………………………….1
Bab
II : Analisis & Pembahasan….............…………………………..……………………….2
Bab III : Kesimpulan & Saran………….....………………..…………………………………….4
A. Kesimpulan……....……......…………………………………………………………..………4
B. Saran……………....…………………......……………………………………………………..4
C. Penutup
Daftar Pustaka…………………………………....……………………………………………………….5
Lampiran…………………………………………....……………………………………………………….6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Membawa bekal adalah kebiasaan yang umum di kalangan pelajar. Hal itu
disebabkan karena pelajar tak kalah sibuknya dengan pegawai kantoran. Dari pagi
sampai siang mereka harus sekolah dan sorenya dilanjutkan dengan berbagai
kursus. Bagi pelajar yang tidak bisa bolak-balik ke rumah, membawa bekal adalah
solusi yang tepat dan hemat sehingga mereka tidak perlu menghabiskan uang
jajan.
Namun,
hal ini berbeda dengan siswa-siswi SMP Negeri 1 Genteng. Ada pandangan bahwa
membawa bekal adalah kebiasaan manja. Siswa-siswi yang membawa bekal adalah
anak mama yang harus selalu disediakan segala barang yang dibutuhkannya. Ada
juga pandangan bahwa membawa bekal adalah kebiasaan kuno. Sudah ada kantin,
banyak fast food, kenapa harus membawa bekal.
Pandangan-pandangan
tersebut jelaslah salah. Namun, banyak siswa yang termakan pandangan itu. Akibatnya mereka tidak mau
membawa bekal karena takut ditertawakan teman-temannya. Padahal dengan membawa
bekal, seorang pelajar telah menghemat waktu dan uang karena tidak perlu
repot-repot mencari tempat yang menjual makanan.
B. Tujuan
1. Memenuhi salah satu tugas Bahasa
Indonesia
2. Menemukan solusi yang tepat bagi
siswa yang tidak membawa bekal
3. Menghapuskan pandangan buruk tentang
membawa bekal
C. Pembatasan Masalah
1. Apakah semua siswa SMP Negeri 1 Genteng biasa membawa bekal ?
2. Mengapa mereka memilih untuk tidak membawa bekal ?
3. Apa solusi untuk siswa yang tidak membawa bekal
BAB II
ANALISIS & PEMBAHASAN
Dengan membawa bekal dari rumah, siswa-siswa SMP
Negeri 1 Genteng telah berhasil menyisipkan uang sakunya di hari itu, dimana
seharusnya ia membelikannya dengan makanan yang tersedia di kafetaria SMP
Negeri 1 Genteng. Itu, masih dari segi ekonomi.
Sedangkan dalam segi kesehatan, Higienis atau tidaknya suatu makanan tentu
hanya diketahui oleh si pembuat. Dari sini, kita belum tahu higienis kah
makanan di kafetaria sekolah. Maka dari itu, lebih baik membawa bekal.
Sebenarnya, apakah bekal itu ? Bekal adalah sesuatu yg
disediakan (seperti
makanan) untuk
digunakan di perjalanan. Jenis Bekal
yang biasanya dibawa oleh siswa-siswa SMP
Negeri 1 Genteng berupa nasi dan lauk lengkap,
roti ataupun makanan ringan lain yang
merupakan buatan rumah.
Lalu,
apakah tujuan kita membawa bekal ? Tujuan kita membawa bekal tidak lain adalah
mengganti isi perut kita yang awalnya berisi jajanan sekolah yang tidak sehat
dengan bekal rumah yang sehat. Mengapa harus diganti ? Karena, jajanan sekolah
itu berbahaya.
Bahaya
utama dari jajanan anak usia sekolah berasal dari pencemaran fisik,
mikrobiologi, dan kimia, seperti pewarna tekstil. Jenis jajanan berbahaya ini
meliputi makanan utama, makanan ringan, dan minuman. Mengonsumsi makanan tak
sehat tak hanya membuat si anak mudah terjangkit penyakit, tetapi juga
menggangu kebutuhan asupan nutrisinya. Ketika nutrisi anak tak terpenuhi, maka
perkembangan otaknyapun terganggu. Khususnya di usia perkembangan, yakni dari
usia 3 hingga 18 tahun.
Setiap anak
membutuhkan komposisi gizi seimbang, yakni karbohidrat (45-65 persen), protein
(10-25 persen), lemak (30 persen), dan berbagai vitamin. Agar gizi si anak bisa
terpenuhi dengan baik, diperlukan kepedulian dan bantuan dari orangtua atau
wali yang bertanggung jawab terhadap si anak. Diperlukan sebuah perencanaan
makan yang cerdas agar tercipta pola makan yang sehat, terkontrol, dan
menyenangkan. Ia juga menyarankan agar para orangtua bisa memastikan 3J dalam
menu si anak, yakni jumlah kalori sesuai kebutuhan (sesuaikan dengan berat
tubuh, tinggi, dan kebutuhannya), jadwal makan yang teratur (sarapan, makan
siang dan makan malam, serta makanan selingannya), juga jenis makanan dengan komposisi
karbohidrat, protein, dan lemak seimbang, di samping nutrien spesifik yang
terpenuhi.
Makanan
bekal harus sesuai dengan jadwal makanan siswa dan kebutuhan
gizinya. Jika lama siswa di sekolah lebih dari 5 jam,berarti siswa
ada dua kali jeda istirahat. Dari bisa dilihat jenis makanan yang harus di
siapkan. Jika ada dua kali istirahat, sebaiknya disiapkan dua jenis
bekal. Pada istirahat pertama cukup di berikan makanan ringan atau snack. Snack sebaiknya dibuat dari bahan yang mengandung unsur
gizi lengkap, seperti karbohidrat, protein, vitamin dan mineral. Contoh
menunya adalah mini pizza,
pastel isi telur atau kroket daging.
Pada
istirahat kedua, bekali siswa dengan makanan yang cukup mengenyangkan karena
biasanya sudah waktunya makan siang. Contoh menunya adalah spaghetti dengan topping daging atau
ikan dan sayuran, nasi goreng lengkap, macaroni schotel, mie goreng ayam dan sayuran atau sandwich yang berisi
daging dan sayuran. Selain semua zat gizi terpenuhi, sarat makanan
bekal juga harus praktis dan mudah dalam menyediakannya. Mengingat pagi hari
merupakan waktu yang pendek karena orang tua juga harus pergi bekerja.
Makanan
bekal juga harus mengenyangkan. Rasa kenyang bisa dipenuhi dari
unsur karbohidrat seperti nasi, kentang, roti, pasta atau mie. jangan lupa
membekali siswa buah dan minuman, baik berupa air putih, susu atau
jus. Ini penting agar semua kebutuhan nutrisi siswa terpenuhi.
Sehingga, perkembangan otak stabil, dan siswapun mampu berprestasi.
BAB III
KESIMPULAN & SARAN
A. Kesimpulan
Kecenderungan siswa-siswi SMP Negeri 1 Genteng tidak membawa bekal ke sekolah disebabkan oleh berbagai faktor yang tidak mendukung dan menjadi suatu hal yang kuno bagi siswa-siswi. Selain
itu, ketidaksadaran yang timbul dari
dalam diri sendiri juga menjadi faktor
pendukung internal yang amat berpengaruh.
Membawa bekal ke sekolah sebenarnya tidak membawa dampak yang buruk sedikitpun.
Malahan menjadi suatu kegiatan yang amat menguntungkan bagi siswa-siswi itu
sendiri. Namun,
membawa bekal ke sekolah menjadi suatu kelangkaan bagi siswa-siswi SMP Negeri 1
Genteng. Seperti yang saya teliti, dari ± 240 siswa kelas IX saja, hanya 1 %
yang membawa bekal ke sekolah. Malahan, sekarang menjadi 0 %.
B. Saran
Sebenarnya, tidak semua jajanan sekolah mengandung zat kimia. Namun,
alangkah baiknya sedia payung sebelum hujan. Sebaiknya, siswa-siswi SMP Negeri
1 Genteng membawa sendiri bekal dari rumah ke sekolah. Karena selain
kehigienisan makanan yang dimakan menjadi sangat terjamin, siswa-siswi yang
membawa bekal juga dapat menghemat uang jajannya. Dengan begitu, kita semua
bisa menjadi sehat & semakin berprestasi.
DAFTAR PUSTAKA
MacKinnon, K.
1986. Healthy Meal. Jakarta:Gramedia.
Pudjoarinto ,
A. 1993. Makanan sehat dan gizi seimbang. Jakarta:Depkes.
Websites dan
Sumber lain :
LAMPIRAN
Berikut ini tabel kandungan zat kimia dalam jajanan
sekolah, seperti snack :
No.
|
Zat Kimia
|
Fungsi
|
Akibat
|
1.
|
Rhodamin B
|
Pewarna sintetis pakaian
|
Gangguan fungsi hati
|
2.
|
Menthanil Yellow
|
Pewarna tekstil & cat
|
Kanker & hiperaktif
|
3.
|
Sakarin
|
Pemanis sintetis
|
Kanker kandung kemih
|
4.
|
Nhitrosamin
|
Aroma khas sosis
|
Kanker
|
5.
|
Monosodium Glutamat
|
Penyedap sintetis
|
Kanker & gagal ginjal
|
6.
|
Boraks
|
Pengawet pestisida
|
Merusak fungsi otak
|
7.
|
Bisphanol A
|
Pengawet plastik
|
Kanker payudara
|
8.
|
Siklamat
|
Pemanis sintetis
|
Leukimia
|
9.
|
Formalin
|
Pengawet makanan
|
Merusak sistem saraf
|
10.
|
Tartrazin
|
Pewarna sintetis
|
Tumor ginjal
|
11.
|
Quinoline
|
Pengawet plastik
|
Alergi
|
12.
|
Amaranth
|
Pewarna sintetis
|
Keracunan & kanker
|
Berikut ini beberapa gambar jajanan sekolah yang
mengandung zat kimia :
Biasanya mengandung MSG
( Monosodium Glutamat ) Biasanya mengandung Biasanya mengandung
Nhitrosamin & MSG
Tartrazin & Sakarin
Berikut ini beberapa gambar bekal cantik, higienis, dan
sehat :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar